Sabtu, 14 Juli 2012

Suasana di Kampungku

Oleh: Ibnu Mubaidillah


                Pada saat seperti sekarang ini, kulihat para petani sudah bersiap pulang ke rumah mereka masing-masing. Seperti ingin cepat bertemu dengan istri dan anaknya yang menunggunya di rumah. Biasanya di pagi hari mereka seperti berlomba-lomba untuk membajak sawahnya demi menafkahi keluarganya.
            Kolam ikan yang tepat berada di sebelah kiriku di penuhi oleh pemuda yang memang gemar memancing. Maklum, di saat senja seperti ini memang banyak pemuda yang meluangkan waktunya hanya untuk memancing. Sangat berbeda jika di siang hari, mereka lebih memilih santai berada di kamar mereka.
            Di sekelilingku yang terdengar jelas adalah suara adikku yang sedang memainkan permainan di ponselku. Ia dengan seenaknya berteriak tidak karuan saat ia kalah memainkannya. Sementara ibuku, yang kira-kira dua puluh meter di belakangku, sedang menyapu halaman belakang. Sejak siang tadi dedaunan di rumahku sering berjatuhan. Ibuku membiarkannya hingga sore hari. Karena jika dibersihkan pada siang hari, dedaunan itu akan berjatuhan lagi.
            Hari sudah hampir gelap. Matahari pun sudah hampir tenggelam. Sementara ibuku telah selesai membersihkan halaman belakang rumah. Sedangkan adikku sudah masuk ke dalam rumah, hendak bersiap-siap ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib. Aku pun sudah beranjak dari tempat dudukku setelah menikmati hiruk-pikuknya senja di kampungku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar