Pada
saat seperti sekarang ini, kulihat para petani sudah bersiap pulang ke rumah
mereka masing-masing. Seperti ingin cepat bertemu dengan istri dan anaknya yang
menunggunya di rumah. Biasanya di pagi hari mereka seperti berlomba-lomba untuk
membajak sawahnya demi menafkahi keluarganya.
Kolam ikan yang tepat berada di
sebelah kiriku di penuhi oleh pemuda yang memang gemar memancing. Maklum, di
saat senja seperti ini memang banyak pemuda yang meluangkan waktunya hanya
untuk memancing. Sangat berbeda jika di siang hari, mereka lebih memilih santai
berada di kamar mereka.
Di sekelilingku yang terdengar jelas
adalah suara adikku yang sedang memainkan permainan di ponselku. Ia dengan
seenaknya berteriak tidak karuan saat ia kalah memainkannya. Sementara ibuku,
yang kira-kira dua puluh meter di belakangku, sedang menyapu halaman belakang.
Sejak siang tadi dedaunan di rumahku sering berjatuhan. Ibuku membiarkannya
hingga sore hari. Karena jika dibersihkan pada siang hari, dedaunan itu akan
berjatuhan lagi.
Hari sudah hampir gelap. Matahari
pun sudah hampir tenggelam. Sementara ibuku telah selesai membersihkan halaman
belakang rumah. Sedangkan adikku sudah masuk ke dalam rumah, hendak
bersiap-siap ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib. Aku pun sudah beranjak
dari tempat dudukku setelah menikmati hiruk-pikuknya senja di kampungku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar