Angin
malam mulai berhembus. Bulan mulai menampakkan cahayanya di antara
bintang-bintang. Kegelapan yang di takuti pun menjadi kegelapan biasa.
Berkat cahayanya bulan, Kota ini menjadi tenang dan tentram di malam hari,
seperti tak ingin berlalu malam di Kota ini. Beginilah suasana Kota di malam
hari. Biasanya banyak orang berjalan ataupun berkendara, menjalani aktivitasnya
namun, sekarang mereka sedang beristirahat, untuk menjalani aktivitas yang
mereka jalani untuk esok hari. Tak ada lagi suara bising kendaraan yang melintas
dan tidak ada lagi asap serta debu jalanan yang biasanya selalu berterbangan di
jalan-jalan.
Monas sebagai pusat Kota yang
terletak di daerah Jakarta Pusat, biasanya selalu ramai di kunjungi, entah itu
dari orang dalam daerah atau pun luar daerah. namun, kini hanya tinggal
tumpukan sampah yang ada akibat kunjungan orang-orang ketika pagi dan sore
hari. Adapun seorang pedagang sedang bersiap-siap untuk pulang, karena sudah
waktu istirahatnya, untuk berdagang lagi esok hari.
Kulihat seorang petugas keamanan
sedang menjaga gerbang pintu Monas. lalu terdengar suara gemerisik sapu lidi
para karyawan kebersihan yang sedang membersihkan halaman-halaman Monas yang
biasanya dikunjungi oleh para wisatawan atau pun masyarakat kota itu sendiri.
Petugas pun berpatroli keliling daerah sekitar untuk memastian keadaan sekitar
Monas. Kegelapan mulai pekat. Angin malam yang berhembus mulai menari-narikan
pohon-pohon yang ada di daerah Monas tersebut. Hanya rasa dingin
yang membuat badan ini menggigil.
Terlihat dari sebelah kanan. Istana
Negara yang biasa menjadi tempat demo, kini jadi tempat berkumpul para petugas
keamanan negara yang sedang berjaga dengan di temani kopi serta cemil-cemilan.
Ketika pusat kota telah bersih kembali, hanya Bulanlah yang dapat memandang kebersihan
tersebut. Sebab Matahari hanya bisa memandang kebisingan serta kekotoran yang
di akibatkan oleh masyarakat kota yang semakin hari semakin buruk dalam tingkah
lakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar