23.20
tepat kududuk di kursi panjang setasiun Depok baru. Merasakan mala mini yang
dingin menusuk tulang lenganku, hembusan angin halus membuat ujung rambut atas
kepalaku bergoyang-goyang di hempas angin. Terdengar suara gitar dari kejauhan
tepat
anak-anak jalanan berkumpul, suasana keheningan itupun terpejah ketika anak-anak jalanan itu berkumpul dan satu persatu mengeluarkan hasil jeripayah mereka mengamen suara gemercik uang logam yang terbentur lantai setasiun dan mereka hitung serta mereka kumpulkan uang untuk di bagi-bagi dengan rata. Bisikan suara jangkrik bernyanyi seakan menambah indah suasana setasiun di malam hari.
anak-anak jalanan berkumpul, suasana keheningan itupun terpejah ketika anak-anak jalanan itu berkumpul dan satu persatu mengeluarkan hasil jeripayah mereka mengamen suara gemercik uang logam yang terbentur lantai setasiun dan mereka hitung serta mereka kumpulkan uang untuk di bagi-bagi dengan rata. Bisikan suara jangkrik bernyanyi seakan menambah indah suasana setasiun di malam hari.
Di pojok sudut sebelah kiriku selalu
terlihat tiga kereta api beristirahat setelah aktivitas antar jemput masyarakat
Bogor dan Jakarta, sedikit tertawa di dalam hati kecil ini melihat kereta api
itu yang sangat tua di tandai kulit badan kereta api yang banyak sekali
terkelupas, tapi mengapa orang-orang sangat mencintai kereta itu, bahkan saking
banyaknya orang yang sangat saying sampai-sampai menumpanginya pergi ke ibu
kota.
Malem semakin larut, warung-warung
pinggiran setasiun satu persatu mulai menutup usahanya, terlihat 10 meter dari sebelah kananku di atas
kursi kayu panjang anak kecil tertidur pulas, dan di taruh gitar kecil di atas
dadanya, baju putih yang sudah terlihat
coklat dan kusam tercampur debu jalanan yang menempel, terasa bergetar dan
sedih hati ini melihat anak jalnan kecil itu yang tidak terawat, seakan negri
ini menganggap kereta dan setasiun adalah orang tua bagi anak yang malang itu.
Malam terasa semakin sunyi, setasiun
ini seakan menjadi setasiun yang mati dan sunyi hanya terdengar detakan jarum
jam berputar di atas kepalaku, semua sudah berhenti beraktivitas, suara-suara
jangkrik semakin ramai bernyanyi dan terdengar kepakan sayap-sayap kelelawar berterbangan.
Terdengar suara nenek tua yang
serasa memanggil nak …. Nak … ?? suara itu semakin keras terdengar tapi entah
di mana! Aku berusaha mencari tengok kiri dan kanan tapi tidak terlihat,
tiba-tiba ada tangan tua dan keriput di atas pundakku, ternyata nenek tua itu
ada di belakangku.
‘’ada
apa nek ??’’
‘’nenek
ingin tidur di bangku ini’’ (jawab nenek sambil menunjuk kursi yang sedang
kududuki)‘’ohh … silakana tidur disini nek’’, nenek itupun tertidur di atas kursi yang telah aku duduki, dan akupun bergegas pulang kerumahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar