Akhirnya sampai juga, setelah
menaiki tangga yang cukup menguras keringat, sampai juga aku di lantai tiga.
Dari luar sudah nampak potongan -potongan puntung rokok yang berserakan di
samping bilik. Lalu aku berjalan ke sudut lemari usang, tempat biasa aku
menyelipkan kunci bilik.
Setelah di depan pintu, mulailah
rasa kesalku timbul ketika melihat pintu yang gagangnya rusak. Karna setiap
kali ku membuka harus memakai tenaga yang cukup besar untuk mendorongnya.
Tapi setelah masuk, mulailah rasa
nyaman itu timbul. Aku langsung menuju sudut sebelah kanan dan mulai menarik
kipas angin, amboi nikmatnya. Sembari menikmati hembusan angin, kumulai menatap
keseluruh sudut ruangan. Apa yang akan aku lakukan ? kumenatap lurus dari pandanganku,
terlihat TV. Lalu kupalingkan pandanganku ke sebelah kanan. Yang kulihat adalah
dinding yang diselimuti sarang
laba-laba. Dengan gitar-gitar yang bersandar. Tapi aku bosan karna hampir
setiap waktu bermain gitar. Byurrrrrrr ............ bunyi tumpahan air. Astaga, ternyata dibelakangku
ada tumpukan gelas-gelas berisikan sisa kopi semalam. Ternyata ruangan
berukuran 4x2 meter ini terlalu penuh oleh barang.
Setelah kubersihkan tumpahan kopi, ku melihat semut-semut yang
berjejer rapi mencuri gulaku, haduh .......... banyak sekali yang harus aku
bereskan.
Akhirnya udara segar bisa kuhirup
setelah ku bersihkan dan ku bereskan semuanya. Lalu, ku menatap ke sekeliling.
Foto-foto para pendahuluku begitu gagah dngan gayanya masing-masing. Walaupun
foto-foto itu sudah tak gagah lagi menempel dinding.
Kubaringkan badan ku di lantai
sejenak. Timbulah inspirasi-inspirasi baru yang melintas di pikiranku. Lalu ku
berjalan mengambil gitar kesayanganku di lemari bilik yang pintunya entah
kemana. Lalu kutumpahkan inspirasi, ekspresi, motivasi lewat lantunan nada-nada
kromatis yang keluar dari gitar ku.
Hmmmmmmmmmmm....... tak ada tempat senyaman bilik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar