Pukul lima, suatu senja yang ramai di halaman rumah.
Matahari yang sudah condong jauh ke
barat masih memancarkan sisa cahaya melalui sela-sela daun mangga dan kelapa
tapat di sekelilingku, pancaran sinar terbias hangat namun sangat menyengat. Pada saat seperti sekarang ini, masih ramai terasa obrolan-obrolan para
sanak saudara di sekitar rumahku. Anak ayam masuk ke tempat tinggalnya
masing-masing bersama induknya.
Hembusan angin yang begitu nikmat sangat
terasa di sekelilingku. Para kawanan sang pekerja di malam hari sudah
bermunculan mengitari langit yang luas itu. Saat yang di tunggupun tiba kawanan anak-anak kecil sudah siap memainkan
hobi mereka sehari-hari yaitu memainkan sikulit bundar. Iya, mereka memainkan
sepak bola, dengan perasaan riang gembira dan penuh semangat mereka segera
membagi dua tim untuk bertanding membuktikan siapa yang hebat diantara mereka.
Hari mulai henyap, matahari yang tegak berdiri
seakan tak kuasa di selimuti peketnya malam. Tibalah suara adzan yang terdengar
begitu hikmat di hati seakan membuat kaki-kaki mereka terhenti untuk menendang
bola.
Suara
ocehan mereka terdengar sangat bising ketika mereka hendak pulang kerumah
masing-masing, hingga satu demi satu pintu mulai rapat tak terlihat satupun
pintu yang masih terbuka, lampu-lampu sudah mulai terang memberikan secerca
cahaya kehidupan untuk mereka anak-anak penerus tonggak kehidupan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar