Sabtu, 14 Juli 2012

Senja di Setu

Oleh: Bambang Utomo


          Pukul empat tiga puluh, suatu senja yang ramai di setu, matahari yang mulai menghilang dan hanya menyisahkan sisa-sisa sinarnya. Pancaran sinarnya yang sangat lembut berwarna “ kuning tua “ meninari air setu dan celah-celah daun, tiupan anginm yang sejuk menambah indahnya setu.
            Pada saat seperti sekarang ini, banyak orang yang berdatangan untuk merasakan indahnya senja di setu, bersama keluarga dan teman-teman serta pasangannya. Terlihat canda tawa mereka yang asik di lakukannya di bawah pepohonan dang warung.
            Di belakangku terdapat deretan warung-warung kecil menjual minuman dan makanan kecil yang ramai di singgahi orang-orang untuk membeli roko, kopo, dan duduk santai ngobrol dan melihat orang yang lewat.
            Tepat di depanku, banyak Bapak-bapak dan anak muda yang sedang memancing ikan mujair dan ikan gabus. Mereka juga tidak perlu membayar ikan hasil tangkapannya, karena setu ini punya Negara dan petugas setupun membolehkan mereka memancing.
            Malampun tiba, waarung-warung mulai membereskan dagangannya dan orang-orang pun satu persatu pulang, orang- orang telah puas merasakan indahnya setu babakan dan para pedagangpun puas karena dagangannya habis terjual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar