Sabtu, 14 Juli 2012

Kamar Si Perjaka

Oleh: Dicka Nanda Dermawan


Pas tepat di tengah urutan kamar itu adalah kamarku.disitulah ruangan tempat kuhabiskan hari-hari ku. Dibalik pintu di sebelah depan terdapat selembar hordeng yang menghalangi pintu kamar ku. Siapa sangka dan mengira kalau kamar ku tak kalah rapihnya dengan para wanita, meskipun agak sedikit jorok.
            Di kamar yang berukuran kurang lebih 4X4 M itu. Banyak sekali barang-barang yang terdiam bisu, yang tertata dengan rapi. Di balik pintu bagian dalam, terdapat banyak pakaia-pakain yang tergantung dalam keadaan rapih,tidak jauh dari situ,kira-kira satu langkah dari pintu, terdapat sebuah cermin yang tertempel erat di tembok yang berukuran hampir sama dengan tinggi badan ku.
            Tepat berhadapan dengan cermin ada sebuah lemari yang biasa aku gunakan untuk menyimpan pakaian dan lain-lain. Ada sebuah yang terdapat tepat di samping lemari,meja itu ku gunakan untuk apa saja sampai-sampai aku pun menganggap benda ini lah yang paling tidak jelas keberadaan dan fungsinya,tapi biasa aku gunakan untuk menaru pakaian yang sudah kering karna bertatap matahari.
            Kira-kira 3 langkah dari meja,ku temukan terdapat sebuah karpet yang terhampar pasrah, di sinilah tempat ku memejamkan mata, tempat beristirahat sejenak dari rasa lelah nya menjalan kan seluruh aktivitas ku di balik pintu kamar ku ini. Banyak sekali barang-barang yang terdapat di atas hamparan karpet,di situ lah ada bantal beserta kawan-kawan,ada tas dan yang lain nya.memang tidak banyak atribut di dalam sana, di sebabkan karana terbatasnya ukuran kamar ku.
Begitulah sedikit gambaran dari kamar si perjaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar