Tepat di hadapanku berdiri sebuah pintu tegak berwarna
cokelat, di atasnya terlihat kain berwarna putih yang biasa di pakai untuk
mengganjal, kerena memang sekilas pintu itu terlihat tua dan mulai terkikis, di
depannya banyak sekali menempel gambar atau foto sekolah militer.
Akupun
membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya terlihat sebuah keindahan kamar yang berukuran sedang,
dinding cat berwarna biru langit terasa bereda di alam bebas, di lantai
tergelar sebuah kasur yang berukuran tidak besar. Ya, itulah tempat aku tidur bersama adiku. Di sebelah kiri pintu terlihat
pula sebuah ranjang kamar bertingkat dua, aku pun memegangnya ternyata ranjang
itu terbuat dari kayu jati dan cat berwarna cokelat.
Di balik
pintu bergelantung sebuah celana
panjang, jaket,ikat pinggang dan juga jilbab. Di dinding sebelah kanan terpampang sebuah rak baju yang
dilapisi plastik untuk melapiasinya dari debu.
Di samping
rak baju terlihat pula sebuah lemari besar tegak berdiri berwarna hitam
layaknya seorang gladiator. Persis di depan
tempat tidurku berjejer televisi,parfume,Al-Quran semua yang aku butuhkan ada di tempat itu tak
jarang setiap aku kehilangan sesuatu
tentu aku mencarinya di tempat itu.
Akupun
berbaring di tempat tidurku sambil
melihat tayangan sepak bola pilihanku, dan aroma parfume tak henti tercium dari
hidungku. Di tempat inilah selalu terbayang dalam pikiran ataupun hati kecilku,
menjadi apa aku mendatang, di saat itu pula jutaan atau bahkan ribuan motivasi
datang dengan semangat baru untuk bisa menjadikan diriku orang yang sukses
untuk kedua orang tuaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar