Oleh: Siti Nur Avivah
Disinilah tempat inspirasiku,
tepatku melamun, mencurahkan perasaanku, yang penuh suka duka, tepat favoritku
ketika bermunajat pada-NYA, tempatku berekspresi, berimajinasi.
Ruang
sempit tak lebih dari 3 x 5 meter. Memang kecil, tapi kubuat ruangan ini
seindah mungkin, senyaman mungkin. Tampilan luar agak sedikit kurang indah,
karena pintu berwarna ungu muda ini kutempeli bermagai macam gambar stiker,
sehingga dari luar terlihat kurang enak dipandang mata, tapi inilah tempat
inspirasiku.
Seketika
kubuka gagang pintu ruang ini yang kulihat sebuah kaca berdiri tegak kokoh,
seolah ruangan ini terlihat luas,inilah siasatku untuk membuat ruangan ini
terlihat luas.
Awalnya
ruangan ini punya kakak laki-lakiku tapi
ia memberinya untukku. Semula ruangan ini berantakan gaya anak laki-laki tapi kusulap
ruangan ini agar menjadi lebih indah lebih indah. Warna dindingnya masih
masa seperti yang dulu, warna biru tua. Yang kuubah hanya tata letak
barang-barangnya saja.
Tampak
dari pojok sebelah kanan pintu ada sebuah lemari kayu warna coklat yang hampir
lapuk, karena usianya yang sudah puluhan tahun, tapi lemari ini masih tetap
kupakai untuk menaruh pakaian-pakaianku. Lemari kayu cukup besar dengan tiga
pintu bercorak bunga-bunga karya orang zaman dulu. Didalamnya kuletakan beberapa barang-barang keseharianku, seperti
sepatu, berkas-berkas kuliah dan lain sebagainya. Lemari ini menjadi
multifungsi bukan hanya tempat pakaian-pakaianku.
Pojok
sebelah kiri ada rak buku tiga lantai yang isinya buku-bukuku dari SMP, SMA,
dan sampai saat ini aku di Perguruan Tinggi. Buku-buku itu kutata rapi mulai
dari buku yang besar sampai yang kecil, semuanya tersusun rapi. Rak coklat
inipun masih terlihat kokoh berdiri egak
meskipun menopang berat buku-buku dan kitabku yang besar.
Tempat
merajut mimpi pun tidak kalah nyamannya, dengan seprai berwarna biru muda yang
lembut, wangi parfum molto yang sangat segar wanginya. Siapa pun yang
menempatinya pasti akan merasa nyaman. Inilah tempat tidurku yang tanpa
ranjang. Kusiasati ini agar kamarku yang sempit tidak menjadi tambahsempit
dengan adanya ranjang kasur. Kasur busaku memang selalu memanjakanku saat
merajut mimpi di malam hari, tapi aku harus bangun dan tak boleh terpedaya
dengan kasur busa yang selalu memanjakanku tidur malamku.
Disamping
kasur kuletakan meja belajar kayu berwarna coklat, berwarna coklat, bermerk
olimpic dengan taplak meja berwarna merah muda kotak-kotak. Diatasnya tersusun
bingkai-bingkai foto nan cantik, saat kumulai belajar , aku selalu melirik foto-foto
kenangan bersama teman-temanku dulu. Kemudian kutata tempat pensil dan pulpen,
pajangan-pajangan cantik, serta tisu putih disampingnya.
Tampak
tape recorder dengan dua speaker yang besar. Tape recorder yang selalu setia
menemaniku dengan irama musik yang membuatku semakin terpulas tidur. Sampingnya
ada kipas angin cosmos yang selalu mendinginkanku saat kumerasa kegerahan.
Ruangan
ini kulapisi karpet merah tua bercorak bunga-bunga, agar kumerasa nyaman
didalamnya, sehingga ruangan yang sempit ini terlihat luas
Inilah
tempat inspirasiku, tempat favoritku dan inilah kamar pribadiku. Demikianlah
sedikit gambaran tentang kamar pribadiku yang sempit tapi kusiasati agar nampak
luas dan kutata dengan rapi dan cantik.